Sunday, September 23, 2007

SOCIAL ENGINEERING, APA ITU?



Saya berpendapat setiap pengguna komputer perlu mengenal istilah ini dikarenakan tehnik ini sedemikian mudahnya dan memiliki kemungkinan tinggi untuk terjadi pada diri kita. Meski istilah ini dipakai di dunia keamanan komputer, tapi IMHO, istilah ini dapat juga diaplikasikan secara luas di kehidupan sehari-hari. Coba, apakah Anda pernah melakukan validasi balik ketika Anda ditelepon oleh seorang yang mengaku sebagai petugas call center sebuah bank terkemuka? Apakah Anda percaya saja dengan apapun yang ia katakan, termasuk memberikan data-data pribadi ataupun perbankan Anda?

Dalam dunia keamanan komputer, istilah social engineering dapat diartikan sebagai tehnik/trik yang dipergunakan oleh “hacker” (ijinkan saya pakai istilah ini saja, demi kemudahan, meski mungkin istilah 'cracker' lebih tepat dipakai) untuk memanipulasi korban untuk melakukan tindakan tertentu atau 'membocorkan' informasi tertentu. Tehnik ini tidak mempergunakan ketrampilan programming ataupun coding khusus, melainkan hanya dengan kelihaian mempengaruhi korbannya. Dalam kebanyakan kasus (meski tidak semua), biasanya si hacker tidak pernah bertatap muka dengan korbannya.

Tehnik ini dipopulerkan oleh seorang konsultan keamanan komputer yang bernama Kevin Mitnick (belakangan dia dikenal sebagai “Bapak” para Hacker). Menariknya, tehnik ini memanfaatkan kelemahan manusia sebagai makhluk sosial dan sebagai pengguna sistem komputer dimana lebih mudah untuk memperdaya si pemilik sistem untuk menyerahkan passwordnya ketimbang harus melakukan hacking langsung ke sistem. Tehnik ini juga membuktikan bahwa pengguna komputer adalah titik terlemah pada keamanan sistem komputer!

Beberapa tehnik social engineering adalah:
1.Pretexting -biasanya dilakukan via telepon
seperti yang sering kita lihat di televisi, dimana hacker menelepon korban dan berpura-pura menjadi seseorang -misalnya polisi, petugas call center bank- untuk mendapatkan informasi penting seseorang, misalnya: tanggal lahir, informasi mengenai kartu kredit dan perbankan, dll.
2.Phising
Apabila Anda menerima sebuah email yang kelihatannya resmi dari sebuah institusi perbankan ternama, dan meminta Anda untuk melakukan validasi rekening dengan memasukkan nama, nomor rekening, user ID dan password internet banking Anda, maka sebaiknya Anda berpikir dua kali apakah email tersebut benar-benar berasal dari institusi perbankan tersebut.
3.Trojan Horse
Yup, Anda benar! istilah ini memang berasal dari cerita kuda Troya yang terkenal itu. Bisa datang kepada Anda dalam bentuk email attachment yang menjanjikan screensaver gadis-gadis sexy ataupun diberi nama yang menarik yang dapat menggoda Anda untuk meng-klik-nya. Padahal dibalik itu, attachment itu berisikan program jahat yang sering disebut juga sebagai 'malware' (malicious software) dan bertugas untuk -misalnya- mengumpulkan informasi penting yang ada di PC Anda untuk dikirimkan kembali ke si pembuatnya ataupun program kecil yang senantiasa aktif ketika Anda menghidupkan sistem Anda sehingga si pembuatnya dapat melakukan kendali jarak jauh dari rumahnya!
4.Quid pro Quo – something for something
Barter! Sebuah survey yang dilakukan di tahun 2003 mengejutkan banyak orang ketika menyatakan bahwa 90% karyawan yang berada di luar kantor bersedia menyebutkan passwordnya demi sebuah ballpoin murahan.

Intinya, inilah langkah pertama yang diambil oleh seorang hacker ketika akan membobol sistem/PC Anda. Mudah dan murah! Beberapa hal yang bisa saya anjurkan untuk mengurangi risiko menjadi korban social engineering adalah:

1.Senantiasa waspada ketika seseorang menanyakan hal-hal yang bersifat rahasia atau tidak biasa kepada Anda. Mending Anda melakukan konfirmasi balik sebelum menjawab pertanyaan tersebut.
2.Hati-hati ketika membuka email dari seseorang yang tidak Anda kenal. Apalagi bila terdapat attachment di dalamnya.
3.Hati-hati ketika melakukan browsing, pergunakan browser yang aman. Trojan horse bisa saja ter-download tanpa Anda sadari. Saat ini browser telah dilengkapi dengan anti-phising untuk melindungi Anda dari risiko itu. Makanya, update browser Anda.
4.Rajin-rajin scan PC Anda dengan Anti Virus dan Anti Spyware. Siapa tahu ada malware yang tersembunyi di PC Anda!